HIKMAH PUASA RAMADHAN

selamat-berpuasa-ramadhan

Marhaban Ya Ramaadhan…

Di bulan yang penuh berkah ini mari kita perbanyak amalan – amalan ibadah kepada Allah SWT, karena di bulan Ramadhan ini segala amal ibadah kita dilipatgandakan pahalanya oleh Allah SWT. Salah satu amalan di bulan Ramadhan yang sangat besar sekali pahalanya ialah Puasa di bulan Ramadhan. Tapi apakah puasa itu??

Puasa berasal dari bahasa Arab yaitu “Shiyam” yang artinya itu “Menahan”, sedangkan secara istilah ialah menahan diri dari segala hal yang membatalkannya seperti makan dan minum, ataupun pergaulan antara suami dengan istri pada siang hari, yang dimulai dari terbitnya fajar sampai terbenamnya matahari.

Keagungan bulan Ramadhan ini merupakan anugerah yang diberikan oleh Allah SWT kepada kita semua. Di bulan ini pula banyak peristiwa – peristiwa yang penting seperti peristiwa diturunkannya Al-Qur’an pada 17 Ramadhan, dan malam Lailatul Qadar yaitu malam yang sangat mulia melebihi dari malam seribu bulan.

Selain itu bulan Ramadhan juga banyak ditunggu – tunggu oleh umat muslim diseluruh dunia, bahkan oleh para arwah – arwah terdahulu, karena pada bulan ini mereka (para ahli neraka) di merdekakan dari siksa api neraka oleh Allah SWT selama bulan Ramadhan ini. Lalu pada bulan ini juga kegiatan seperti tidur juga diberikan pahala oleh Allah SWT, tapi bukan sembarangan tidur karena bermalas – malasan. Kemudian apabila kita berdo’a dalam shalat pada hari biasa (selain bulan Ramadhan) itu do’a kita tidak langsung sampai kepada Allah SWT, tapi di bulan Ramadhan ini,do’a kita dalam shalat akan langsung sampai kepada Allah SWT.

Hikmah puasa Ramadhan tentunya banyak sekali dari segi apapun, seperti :

  1. Hikmah Rohaniyah.
  • Didikan pengendalian diri.

Karena puasa itu adalah pengendalian diri , maka dengan puasa manusia dididik untuk mampu untuk mengendalikan diri dari hal – hal yang tidak terpuji, dan mampu mengendalikan hawa nafsu.

  • Pendidikan Disiplin.

Puasa termasuk ibadah Mahdlah yaitu ibadah yang tata caranya sudah di atur secara rinci oleh syari’ah. Aktivitas makan dan minum pun dihentikan menjelang fajar tiba, dan boleh dilakukan lagi setelah matahari terbenam.Jika ini dilaksanakan dengan baik oleh seluruh manusia secara baik maka manusia akan terlatih memiliki sikap disiplin dalam hidup ini.

  • Mendidik kesabaran dan ketabahan

Orang yang kondisinya fisiknya sehat pasti akan merasakan lapar dan dahaga saat menjalankan ibadah puasa. Kendatipun sejak pukul 15.00 (jam 3 sore0 ) telah tersedia makanan yang lezat dan minuman  segar, namun hati harus tetap bersabar  menunggu saat berbukan tiba. Demikian ini dilakukan terus menerus selama satu bulan penuh, hanya semata – mata karena mengharap Ridha-Nya Allah SWT. Kesabaran menunggu saatnya berbuka  ini justru akan menambah gairah dan semangat untuk menikmati santapan  jasmani.

  • Menumbuhkan rasa sosial.

Setelah menahan rasa lapar dan dahaga seharian penuh tiap harinya, terasa sekali lapar dan dahaganya. Orang yang hidupnya berkecukupan jarang sekali merasakan lapar seperti orang yang sedang melaksanakn ibadah puasa. Makanan yang penuh gizi senantiasa tersedia karena uang pun mencukupi. Setelah menjalankan ibadah puasa barulah ia merasakan betapa lapar dan dahaganya sepanjang siang hari. Kala itu ia akan dapat membayangkan betapa penderitaan orang yang hidup dalam kemiskinan. Hampir sepanjang hidupnya ia merasakan lapar seperti yang ia rasakan saat itu. Hari – harinya selalu dilalui dengan kesusahan dalam usahanya memperoleh sesuap nasi. Itu pun terkadang menemui kegagalan. Jerih payahnya, cucuran keringatnya tidak selalu membawa hasil.

Apabila puasa yang dituntunkan islam dijalani dengan dasat iman yang benar, kiranya akan menumbuhkan kesadaran sehingga peduli terhadap sesama manusia yang kebetulan hidup dalam kesusahan. Selanjutnya kesadaran ini akan melahirkan perbuatan terpuji, mengulurkan tangan memberi bantuan untuk meringankan penderitaan orang lain.

  • Selamat dari siksa Nar dan memperoleh pahala langsung dari sisi Allah SWT, sebagaimana sabda Rasulullah SAW :

“Puasa itu dinding atau perisai yang dijadikan tameng oleh hamba dari api neraka, dan bagi-Kulah shiyam itu dan aku sendiri akan (langsung) membalasnya.” (H.R Baihaqi).

Sabda lainnya mengatakan bahwa : “Semua amal perbuatan Bani Adam (manusia) adalah untuknya, kecuali puasa adalah untu-Ku dan Akulah yang (langsung) akan membalasnya.” (H.R Thabrani).

2. Hikmah Jasmaniah.

Telah diakui  oleh para pakar kesehatan bahwa puasa itu membawa dampak yang positif bagi kesehatan jasmani. Perut manusia tak ubahnya seperti sebuah pabrik yang mesinnya terus hidup untuk mencerna makanan. Sesungguhnya mesin pabrik itu terbuat dari besi dan baja pilihan sekalipun tetap memerlukan istirahat untuk pendinginan.

Jika hal ini (istirahat untuk pendinginan) diabaikan, maka tidak lama mesin akan mengalami kerusakan. Demikian pula halnya perut manusia, tak akan mampu bekerja terus menerus untuk mencerna makanan. Dengan puasa, perut akan beristirahat untuk memperoleh kekuatan kembali.

Para pakar kesehatan pun mengakui perlunya mengatur kadar makanan yang dikonsumsi tiap harinya. Kelebihan makanan akan berakibat buruk bagi kesehatan. Tidaklah sedikit orang yang mengalami ganggguan kesehatan bahkan sakit apabila berlebihan dalam mengkonsumsi makanan, baik kualitasnya maupun kuantitasnya.

Sekiranya puasa yang dituntunkan oleh islam ditaati dengan baik dan dijalankan dengan ikhlas, dan akan lebih baik puasa itu dilakukan sesering mungkin denga puasa sunnah, sehingga kesehatan jasmani akan dapat dirasakan.

3. Adapun perilaku yang menggambarkan penghayatan hikmah puasa.

Puasa yang dituntunkan oleh islam tidak hanya untuk dilaksanakan dan dihayati hikmahnya pada hari puasa itu saja, melainkan harus diresapi dan dihayati dalam sikap sehari – hari. Sebagaimana Hadits berikut yang artinya :

“Banyak orang yang berpuasa tidak mendapat bagian (pahala),  (melainkan) hanyalah lapar belaka…”.(H.R Ibnu Majah dari Abu Hurairah).

Puasa hanya memperoleh rasa lapar dan dahaga saja ialah puasa yang dilakukan secara jasmaniah semata (sekedar menahan makan, minum, serta berkumpul antara suami dan istri).

Islam telah menempatkan ibadah puasa pada kedudukan yang tinggi termasuk rukun islam yang kelima. Puasa merupakan pendidikan perorangan yang hasilanya dapat dilihat pada kehidupan sehari – hari dan bermasyarakat, yaitu masyarakat yang memiliki jalinan batin yang kokoh, aman, damai; masyarakat yang memiliki rasa kasih sayang, gotong royong, dan toleransi tinggi.

Penghayatan hikmah puasa dalam kehidupan sehari – hari, antara lain :

  1. Mengendalikan diri, tidak mudah emosi dalam kehidupan bermasyarakat, selalu memupuk semangat persatuan dan kesatuan.
  2. Melatih diri untuk berdisiplin dalam kehidupan berumah tangga dan bermasyarakat. Selalu menaati norma – norma yang berlaku dalam masyarakat dan ikut berpartisipasi dalam menegakan hukum sehingga terwujud masyarakat yang tertib dan aman.
  3. Melatih diri untuk tetap sabar dan mau mengalah demi terwujudnya masyarakat yang rukun dan damai.
  4. Selalu memupuk rasa setia kawan , rela berkorban, serta gemar membantu orang yang membutuhkan untuk meringankan beban hidupnya. Menghidupkan tradisi bersilaturahmi sehingga jurang pemisah antara si kaya dan si miskin itu kian menyempit.

Demikian hikmah puasa yang dapat kita rasakan dalam kehidupan sehari – hari, dan semoga segala amal ibadah kita senantiasa diterima di sisi Allah SWT dan mendapat Ridha-Nya. AMIN.

1 Response so far »

  1. 1

    nurhamid79 said,

    maturnuwun pak tausiahnya. semoga menjadi amal sholeh .. amin


Comment RSS · TrackBack URI

Leave a comment